Serambiupdate.com
Arunika pagi itu seperti genta di telinga
Tanpa sopannya
membangunkan luka yang tak ada obatnya
Burung membawa
berita
Bahwa sejarah kita
takkan lagi amerta
Bentala mana lagi
yang kalis
Mampu mengenang
sejarah dengan manis
Karna di sini,
syairku tersentak air mata
Mengingat dia yang
akan ditenggelamkan bena
Bukankah isi negeri
adalah mereka yang bestari?
Tapi mengapa tuan
yang dipaksa mengerti?
Padahal tuan yang
bertahan dengan berani
Apakah karna
cerpelai telah penuh mengisi jenggala
Walaupun tempat itu
bagai neraka bagi puan
Bukankah dia yang
membangkitkan arti memanusiakan
Harusnya mereka
takzim
Karna kabilah tak
pernah menuntut paham
Kumohon, tolong
jenggala pada negeriku
Walau terluka, dia
yang membuatku mengingat Yang Esa
Jangan kau redupkan
ceritanya
Walaupun kelam,
bukankah ia sebaik-baiknya wiyata
Tak perlu membelak
untuk melihat
sifatmu yang candramawa
Biarkan aku
menyaksikan dia tetap ada
Dengan puspas dan
swastamita di ufuknya
Pidie, 25, Juni
2023
Aufa Alaydrus