“Kita harus memiliki
pemikiran yang luas untuk membangun strategi agar bagaimana sastra itu bisa
mendunia,” ujar E. Aminudin Aziz Kepala Badan Bahasa, Minggu (24/9).
Ia menambahkan peminat
dan ahli sastra di negara-negara anggota Mastera seperti Indonesia, Brunei
Darussalam, Singapura, dan Thailand harus mampu menghadapi perubahan zaman
dalam meningkatkan eksistensi karya sastra Mastera.
“SAKAT bisa menjadi
media pengembangan yang baik agar sastra lebih populer sekaligus meningkatkan
perhatian masyarakat terhadap sastra,” pungkasnya.
SAKAT sendiri adalah
sebuah kegiatan yang dihasilkan dari kerja sama Majelis Sastra Asia Tenggara
(Mastera). Badan Bahasa menjadi bagian dari kegiatan ini melakukan sebuah
agenda yaitu SAKAT, suatu penganugerahan penghargaan kepada Sastrawan Muda
Mastera, Sidang Ke-27 Mastera, dan Pertemuan Forum Penulisan Sastrawan Tamu.
Pada kegiatan ni, Aziz
memberikan Penghargaan Sastrawan Muda Mastera 2023 kepada empat sastrawan muda
yang berasal dari negara anggota Mastera dengan jumlah uang tunai senilai Rp 25
juta.
DYL