Serambiupdate.com Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Konferensi Mufasir Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 10-12 November 2023. Kegiatan yang pertama dalam sejarah ini diikuti lebih dari 120 peserta. Mereka adalah para peserta yang lulus seleksi, para penulis Tafsir at-Tanwir, dan para pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid, baik pusat ataupun wilayah, serta utusan berbagai perguruan tinggi, termasuk Uhamka. Sebagian peserta datang dari wilayah yang sangat jauh seperti Aceh, Riau, Sulawesi Selatan, dan bahkan dari Sydney Australia.
Konferensi ini menjadi bagian dari upaya mengakselerasi penyusunan Tafsir At-Tanwir. Diketahui bahwa masih ada 22 juz lagi yang perlu dirampungkan penafsirannya sebelum buku tafsir ini bisa terbit secara lengkap. Ditargetkan dari para peserta konferensi ini nantinya akan terselesaikan 12 juz dalam setahun ke depan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, yang membuka acara ini, menyambut baik upaya percepatan penyelesaian tafsir ini. Dalam sambutannya Haedar menegaskan bahwa karya tafsir ini sangat diharapkan untuk ikut menentukan sejarah Muhammadiyah abad kedua. Sesuai namanya tafsir ini menjadi sarana pencerahan kehidupan umat sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Sementara itu, Ketua MTT, Hamim Ilyas, menyebut bahwa selesainya Tafsir At-Tanwir akan menjadi ukuran penting keberhasilan majelis ini sepanjang seratus tahun keberadaannya. Majelis Tarjih bermula sejak tahun 1927, sehingga tafsir ini diharapkan dapat tuntas selambatnya tahun 2027 sebelum Muktamar Muhammadiyah ke-49 yang akan datang.
Bagi Muhammadiyah, Tafsir At-Tanwir tidak semata meneguhkannya sebagai gerakan kembali kepada Quran dan Sunnah, namun juga penting untuk cita-cita Muhammadiyah membangun umat dengan kultur agama, kultur ilmu pengetahuan, kultur sosial, dan kultur ekonomi. Inilah yang membedakan Tafsir At-Tanwir dari tafsir-tafsir yang lain.