Dalam upaya mengedukasi generasi muda akan
pentingnya mengelola limbah organik, sekolah ini menyelenggarakan program
khusus yang melibatkan penggunaan larva sebagai bagian dari proses pengomposan.
Dalam kegiatan ini, siswa terlibat langsung dalam pemeliharaan larva serta
proses pembuatan kompos.
"Awalnya saya merasa jijik, tapi setelah
memahami manfaatnya, saya sadar betapa pentingnya mengelola sampah organik.
Larva atau maggot ini membantu mengurai sampah menjadi sesuatu yang
berguna." Ujar Fira, siswa SMPN 275 Jakarta
Guru Pembimbing, Hadi, menjelaskan,
"Kegiatan ini bukan hanya tentang pengelolaan sampah, tetapi juga tentang
bagaimana siswa bisa memahami siklus alamiah dari penguraian sampah organik
menjadi pupuk yang berguna bagi tanaman. Ini bagian dari upaya sekolah dalam
mendidik siswa tentang keberlanjutan lingkungan."
Kegiatan ini mendapat dukungan positif dari
para orang tua murid dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah
lainnya dalam mendorong kesadaran lingkungan sejak dini.
"Ini langkah positif. Melalui kegiatan
seperti ini, anak-anak bisa belajar menjadi lebih peduli terhadap lingkungan
sejak usia dini," ujar Rohedi.
Kegiatan inovatif semacam ini menunjukkan
bahwa pendekatan kreatif dalam pendidikan lingkungan mampu memberikan
pengalaman praktis yang berharga bagi siswa, membantu mereka memahami dan
menghargai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
(Ade Satria/Dyl)