Serambiupdate.com - Wahyu Hidayati Dosen Fakultas Farmasi dan Sains (FFS) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) lulus dalam ujian sidang doktor S3 di Universitas Indonesia dengan hasil memuaskan, Jum’at (9/8).
Dengan disertasi berjudul Pengembangan Panel Antibodi Monoklonal dari Sel B Manusia Berbasis Protein Spike SARS.Cov.2 sebagai Prototipe Imunoterapi Pasien COVID-19 meraih hasil memuaskan dengan predikat Cumlaude.
Sidang disertasi ini dihadiri oleh Prof. Dr. Pratiwi Pudjilestari Sudarmono, Sp.MK (K), Ph.D. sebagai Promotor, Dra. Beti Ernawati, Ph.D. sebagai Ko-Promotor 1, Dr. Drs. Heri Wibowo, MS sebagai Ko-Promotor 2, dr. Tjahjani Mirawati Sudiro, Ph.D sebagai Ketua Penguji, dr. Robert Sinto, sp PD-KPTI sebagai anggota penguji 1, Sabar Pambudi, Ph.D sebagai anggota penguji 2, Dr. Dr. apt I Gede Made Wirabrata, S. Si., M. Kes., M.M., M. H sebagai anggota penguji 3. Kerabat Uhamka diwakili oleh Prof Nani Solihati Warek III Uhamka, Muhammad Dwifajri Warek IV Uhamka, Dr. apt. Hadi Sunaryo, M. Si. Dekan FFS Uhamka, serta keluarga dan kolega.
Para penguji sangat mengapresiasi penelitian yang dikembangkan oleh Dr. Wahyu Hidayati, S. Si., M. Biomed. karena ia mampu mengembangkan antibodi monoklonal manusia dengan menggunakan sel limfosit B dari peripheral blood monocytes cell (PBMC) manusia yang telah mendapatkan vaksin COVID-19 dan terinfeksi SARS-CoV-2.
Prof Nani Warek III yang turut hadir dalam sidang disertasi ini turut mengapresiasi pencapaian yang diraih oleh Wahyu. Riset ini sangat langka dan menjadi penelitian pertama yang dikembangkan di Indonesia. Lantas, Topik ini dapat bermanfaat untuk peneliti berikutnya dalam mengembangkan riset tentang antibodi, baik untuk diagnosis maupun terapi, khususnya jika terjadi wabah.
“Melalui teknologi dalam dunia kesehatan, Saudari Wahyu dapat mengembangkan panel antibodi monoklonal menggunakan Sel B. Tentu penelitian ini sulit dan membutuhkan waktu yang panjang untuk menemukan hasil yang memuaskan. Selamat kepada Wahyu, teruskan perjalanan studi anda dengan berbagai gagasan dan riset yang dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Prof Nani.
Sementara itu, Prof Pratiwi P. Sudarmono selaku promotor menuturkan bahwa dirinya sangat bangga atas capaian cumlaude Wahyu Hidayati. Hal ini karena gelar cumlaude ini tidak terlalu banyak dapat diperoleh Program Doktor FK UI, dalam hal ini program doktor biomedik.
"Pada masa Covid-19 terjadi waktu itu, penelitian ini pun berjalan tersendat-sendat. Namun dengan kegigihan ibu Wahyu, kemudian dengan bantuan dari promotor yang lain, dan bantuan dari rekan-rekan di laboratorium serta semua pihak terkait akhirnya penelitian dapat diselesaikan. Bahkan ketika saat publikasi pun juga melalui proses yang tidak mudah dan panjang. Sehingga kami sepakat memberikan kepada saudari Wahyu gelar cumlaude. Semoga hasil dari penelitian ini dapat terus berlanjut dan bermanfaat untuk masyarakat," tutur Prof Pratiwi.