Notification

×

Iklan

Iklan

Quarter Life Crisis pada Mahasiswa: Mengatasi Tantangan Masa Transisi

05 Agustus 2024 | Senin, Agustus 05, 2024 WIB | Last Updated 2024-08-05T04:28:38Z



 

Oleh :  Andika Surya Putra

Mahasiswa FEB UHAMKA

 

Quarter Life Crisis bukan hanya sekadar mitos. Bagi banyak mahasiswa, Kondisi ini adalah momen krusial yang menguji ketahanan mental dan emosional.Quarter life crisis, atau krisis seperempat abad merupakan kondisi emosional yang dialami oleh anak muda pada masa transisi atau perpindahan dari remaja menuju dewasa awal. Kondisi ini terutama dialami pada rentang usia 20-29 tahun. Apa saja yang dapat dialami mahasiswa saat mengalami kondisi quarter life crisis.

Pertama, ada ketidakpastian identitas atau krisis identitas. Muncul kebingungan tentang identitas dan tujuan hidup. Mahasiswa sering merasa bingung apa yang diinginkan mereka dalam hidup dan kemana tujuan mereka selanjutnya. Ditindai dengan munculnya pertanyaan seperti “Apa tujuan hidup saya?”

Kedua, yaitu krisis karier. Sering mucul pertanyaan pada pikiran mahasiswa apakah karier yang mereka ambil adalah yang terbaik. Akankah pekerjaan yang akan mereka kerjakan dapat memenuhi ekspektasi mereka? Quarter life crisis dapat membuat mereka ragu dengan pilihan karier tersebut. Mereka juga merasa tidak siap untuk menghadapi dunia kerja.

Ketiga, ada hubungan sosial. Mahasiswa merasa kesulitan menjalin dan mempertahankan sebuah hubungan pertemanan. Hubungan dengan pasangan dan juga keluarga juga termasuk didalamnya. Mereka merasa sendiriaan dan bahkan menganggap dirinya tidak layak untuk dicintai. Lalu, ada perasaan tertekan, quarter life crisis juga membuat para mahasiswa mengalami perasaan tertekan. Mereka merasa terjebak dengan ekspektasi orang tua dan dengan ambisi pribadi. Mereka khawatir tentang masa depan dan merasa tidak siap untuk menghdapinya.

Terakhir, ada tekanan pilihan, quarter life crisis bisa menempatkan mahasiswa berada di persimpangan pilihan. Mereka harus memilih antara jurusan kuliah yang akan diambil, karier yang akan ditempuh, dan juga kehidupan sosial. Pilihan tersebut dapat membuat mereka merasa cemas dan terbebani. Apakah keputusan yang diambil akan membawa ke arah yang benar? Hal tersebut menunjukkan mahasiwa sedang berada di fase quarter life crisis.

Quarter life crisis masih bisa diatasi. Menurut penelitian ada beberapa hal yang dapat mengurangi efek dari quarter life crisis. Mahasiswa perlu mengenali diri mereka sendiri, dan berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Dengan kesadaran dan upaya, mereka dapat mengatasi tantangan ini dan berkembang menjadi dewasa yang lebih kuat dan bijaksana. Ingatlah, quarter life crisis adalah fase sementara yang pasti bisa dilalui.

=