Notification

×

Iklan

Iklan

Hari Kesehatan Mental Dunia, Dosen Psikologi Uhamka Soroti Kesehatan Mental pada Gen Z

10 Oktober 2024 | Kamis, Oktober 10, 2024 WIB | Last Updated 2024-10-10T05:59:01Z

 


Serambiupdate.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) turut memperingati dan mendukung Hari Kesehatan Mental Dunia pada 10 Oktober 2024,  dengan tema Kesehatan Mental Bukanlah Hidup Tanpa Masalah, Tetapi Berani Menghadapi Masalah. Tidak Masalah Jika Anda Ingin Istirahat Sejenak, Namun Jangan Berhenti. Secara khusus, tema tersebut juga menyasar generasi Z yang dianggap generasi strawberry yang cenderung dianggap kurang resilien ketika berhadapan dengan masalah.

 

Hari Kesehatan Mental Dunia yang pertama kali di usulkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Kesehatan Mental Dunia (WFMH) yang merupakan organisasi yang diprakarsai oleh WHO pada 1948. Saat itu, Richard C. Hunter, sebagai wakil sekjen WFMH berinisiatif membuat peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia pertama pada 10 Oktober 1992. Sejak saat itu, 10 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Dunia.

 

Melalui tema tersebut, Fakultas Psikologi Uhamka ingin meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi Z, bahwa kesehatan mental bukanlah menghindari masalah, dan jika masalah belum berhasil di atasi, maka mengambil jeda sejenak untuk istirahat adalah hal yang wajar. Selain itu, hal yang perlu diwaspadai adalah untuk kembali berusaha mengatasi masalah dan jangan menyerah hingga masalah dapat diselesaikan.

 

Sejalan dengan itu, Azizah Fajar Islam selaku Dosen Psikologi Uhamka, yang juga pengajar Mata Kuliah Kesehatan Mental dan anggota Tim Pemulihan Diri Psikologi Uhamka mengatakan bahwa tema yang diangkat sangat sesuai dengan generasi Z karena mereka cenderung menghindari masalah dengan memilih hiburan dan kemudahan yang ditawarkan di era digital ini. Padahal, kemampuan menghadapi masalah merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kualitas mental individu.

 

“Hal ini dikarenakan masalah itu sendiri merupakan sarana dan latihan untuk meningkatkan skill yang akan membantu gen Z menghadapi badai kehidupan. Dengan demikian, masyarakat, dan khususnya generasi Z dapat terus berdiri dengan mental yang sehat dan kuat dengan tegar pada saat masalah datang dan bersiap untuk menghadapinya,” tutur Azizah.
=